Ecadin

GAMBAR: YEYWA HYDROPOWER DAM/FLICKR

Proyek pembangunan PLTA telah diatur untuk menjalankan protokol khusus yang bertujuan agar proyek dapat berjalan sesuai dengan regulasi yang ada dan berkelanjutan. Protokol tersebut diatur dan ditetapkan oleh Indonesian Hydropower Association (IHA).

Protokol Pembangunan PLTA

GAMBAR: PLN.CO.ID

Dalam pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA), terdapat satu protokol
pembangunan yang diterbitkan oleh IHA. Asosiasi ini menerbitkan protokol-protokol dalam pembangunan berkelanjutan pembangkit listrik tenaga air (sustainable development of hydropower plant).

Protokol yang dikeluarkan oleh IHA telah diakui oleh para pemberi pinjaman (lender) besar seperti Bank Dunia yang bahkan telah meminta model pembangunan PLTA menggunakan protokol dari IHA. Protokol dari IHA ini juga sudah diterapkan dalam rencana pengembangan PLTA di Sungai Mentarang dan Sungai Kayan di Provinsi Kalimantan Utara.

Tahapan Penilaian dalam Pembangunan PLTA

GAMBAR: ERIC SALES/ ADB

IHA membagi protokol pembangunan PLTA menjadi beberapa tahapan penilaian. Tahapan ini bertujuan untuk menyediakan mekanisme yang efektif dalam rangka meningkatkan kinerja pembangunan PLTA yang ​​berkelanjutan, serta untuk memberikan dasar yang konsisten untuk dialog dengan para pemangku kepentingan. Tahapan protokol pembangunan PLTA tersebut di antaranya:

(1) Tahap awal (early stage) di mana dilakukan seleksi atau screening terhadap potensi dari proyek PLTA yang diusulkan;

(2) Tahap persiapan (preparation stage) meliputi perencanaan dan desain rencana dan komitmen manajemen dari PLTA;

(3) Tahap implementasi (implementation stage) merupakan fase konstruksi dari PLTA itu sendiri; dan

(4) Tahap operasi (operation stage) merupakan tahap pengerjaan proyek dengan fasilitas yang telah tersedia (on working facilities).

Related Articles