Permintaan pasar dari baterai ion lithium di kawasan Asia Tenggara diprediksikan akan terus meningkat. Peningkatan tersebut diprediksikan akan mencapai 100 GWh di tahun 2035 dan diperkirakan akan didominasi oleh permintaan dari industri kendaraan listrik.
Kendaraan listrik roda dua juga diperkirakan akan berkontribusi sebesar 15% terhadap kenaikan permintaan pasar terhadap baterai ion lithium. Walaupun diprediksi akan naik di tahun 2035, kenaikan permintaan pasar terhadap baterai ion lithium diprediksi baru akan dimulai di awal tahun 2030-an yang kemudian diprediksi akan mencapai 76% di tahun 2035.
Tren Teknologi Baterai
Ada banyak jenis baterai ion lithium dengan keunggulan yang berbeda-beda berdasarkan kapasitas, specific power, keamanan, performa, life-span, dan biaya. Jenis-jenis baterai tersebut adalah: Lithium Calcium Peroxide (LiCaO2), Lithium-ion Manganese Oxide (LMO), Lithium iron phosphate (LFP), Nickel Manganese Cobalt (NMC), nickel cobalt aluminium (NCA), dan lithium-titanium-oxide (LTO).
Dari enam jenis baterai tersebut, diperkirakan bahwa LFP dan NMC akan digunakan paling banyak di masa yang akan datang. LFP merupakan jenis baterai ion lithium yang paling unggul dalam aspek safety, life span, dan specific power dibandingkan dengan NMC.
Berdasarkan pendekatan pasar hingga tahun 2040 diperkirakan bahwa NMC, NCA, dan LFP/LMC akan semakin berkembang dan akan mulai mendominasi pasar di tahun 2035.
Roadmap Teknologi Baterai Lithium
Saat ini, NMC 8:1:1 merupakan jenis baterai yang paling banyak digunakan. Tidak hanya NMC jenis tersebut, diperkirakan di tahun 2030 teknologi solid state dan lithium sulphur yang tengah dikembangkan saat ini juga akan semakin banyak digunakan.
Selain itu, NMC dan NCA juga diprediksi masih akan digunakan sampai dengan tahun 2040. Sementara itu, LFP juga diprediksi secara perlahan akan semakin banyak digunakan di atas tahun 2035 seiring dengan pengembangan teknologi elektrolit yang ada.
Walaupun demikian, dalam proses pengembangannya, NMC tengah mencapai masa keemasannya dan akan terus mendominasi pasar hingga 20 tahun ke depan.
Tipe Sel Baterai: Silinder, Pouch, dan Prismatik
Saat ini ada tiga tipe sel dari baterai EV yaitu silinder, pouch, dan prismatik.
- Silinder merupakan tipe baterai EV yang produksinya paling mudah dan memiliki stabilitas mekanik yang baik. Sebagian besar sepeda listrik, sepeda motor listrik, perangkat medis, dan laptop menggunakan baterai tipe silinder.
- Pouch merupakan tipe baterai EV yang paling efisien dalam segi ukuran, namun tipe ini dapat dengan mudah menggelembung dikarenakan proses gassing.
- Prismatik merupakan tipe EV yang paling sering digunakan pada telepon genggam dan laptop dikarenakan ukurannya yang kecil dan dapat digunakan secara fleksibel.
Proses Manufaktur Baterai
Proses produksi dari baterai terbilang cukup panjang. Proses tersebut dimulai dari slurry preparation, coating & drying, calendering, cutting electrodes, cell assembly, hingga electrolyte filling & formation.
Dalam prosesnya, slurry preparation merupakan tahapan pertama yang bertujuan untuk menghasilkan bubuk elektroda, bahan aktif yang dicampur dengan pelarut (solvent), pengikat (binder), dan aditif. Proses ini dilakukan secara terpisah untuk material anode dan katode. Viskositas, densitas, dan kandungan padat menjadi faktor penentu dari kualitas baterai yang dihasilkan.
Coating dan drying merupakan proses pelapisan bubuk elektroda pada aluminium foil (katoda) dan tembaga foil (anoda) sehingga menjadi lembaran lembaran elektroda.
Calendering merupakan proses pemadatan elektroda yang telah dilapisi pada lembaran logam menggunakan mesin roller press untuk meningkatkan kepadatan (density) dan ketebalan (thickness) yanq konsisten. Lembaran besar elektroda tersebut kemudian dipotong sesuai dengan ukurang yang diinginkan. Setelahnya, lembaran lembaran tersebut disusun menjadi cell atau inti baterai. Tahap selanjutnya adalah injeksi cairan elektrolit ke sel baterai.
